Bersyukur: Pernikahan di jaman Modern

Dua individu yang hidup bersama ini jauh banget dari konsep mudah.
Mau mirip sifat ato kesukaan ato visi misi ato agama, tetep ga gampang.
Padahal sekarang kita hidup di jaman modern yang notabene suami sudah sangat berperan di urusan domestik seperti membantu pekerjaan rumah & mengurus anak, tetep yang namanya bahtera pernikahan itu jauh dari sederhana.
Ada dua ego dengan segala hak dan kewajiban serta jutaan tanggung jawab disana.
Ada rasa sayang yang harus selalu dipupuk dan diingatkan kalau pernikahan (apalagi setelah hadir buah hati) bukan melulu tentang juggling mengurus anak, bekerja, mengurus rumah, keep in touch dengan keluarga, dll.

Tiba-tiba gw inget kalau di jaman ini sungguh sudah sangat beruntung dan lebih baik banding jaman nenek kita yang menikah di umur belasan tahun dan non stop punya anak hampir setiap tahunnya tanpa uluran tangan langsung dari suami dalam mengurus urusan domestik rumah tangga. Dan mereka baru bisa bernafas saat anak-anak mereka telah beranjak dewasa.

Betapa sekarang kita bisa memiliki kemewahan dengan mengetahui bahwa ada term post pantrum depression dan secara bebas mencari informasi lebih detail tentang itu dan berkomunikasi dengan sesama ibu di seluruh belahan dunia.

Betapa kita sekarang bisa leluasa meminta bantuan suami untuk membantu pekerjaan rumah tangga kita terlebih dia melakukan atau tidak, tapi mungkin opsi ini tidak tersedia pada generasi nenek bahkan ibu kita dulu.

Bahwa kita sekarang memiliki opsi "me time" untuk rehat sejenak dari kerepotan mengurus rumah & anak. Bahkan beberapa keluarga mengizinkan sang ibu untuk traveling ke luar negeri dengan temannya.

Bahwa kita sekarang bisa menghubungi ibu kita kapan pun tanpa harus pulang jauh ke kampung halaman untuk selalu mendapatkan dukungan moril & mendengarkan semua keluh kesuh kita dengan tulus dan lengkap dengan doa yang insyaAllah selalu diijabah Allah SWT.

Bahwa kita bisa berdiskusi secara terbuka dengan pasangan kita jika ada uneg-uneg yang ingin kita utarakan tanpa kita pendam karena kita terlalu takut dengan pasangan kita dan terasa ada gap diantara kita, malah anak-anak kita tidak pernah merasa berani untuk melihat mata & menyapa ayahnya, apalagi meminta sesuatu, selalu melalui ibunya, jadi sang ibu harus mencari waktu yang tepat untuk berbicara dengan suaminya, bukan anytime anywhere seperti sekarang.

Bahwa sekarang kita dengan mudah menanyakan kabar pasangan kita yang sedang bepergian asalkan ada koneksi internet.

Dan masih banyaaaaak lagi privilege yang seringkali kita lupakan di kehidupan modern ini karena kita terlalu sibuk, terlalu ingin serba cepat & instant, karena lupa untuk enjoy the moment, lupa melihat muka pasangan yang makin menua, keriput itu, warna kulit yang makin mengkusam, urat-urat yang mucul, hasil dari kerja kerasnya selama ini to keep his family together & well fed.

- Friday morning notes in the office before I go through all the emails in gloomy Bangkok

Dan semoga saya bisa menjadi istri yang lebih baik dari hari ke hari, karena dalam Islam wanita terbaik itu yang hormat & patuh pada suaminya, dan saya jaaaauuuuh dari itu.

Kadang saya berpikir kenapa saya terlahit dengan sifat yang speak my mind tanpa berpikir dulu, apalagi pada orang terdekat. Rasanya lebih baik jadi orang pendiam, lebih aman, lebih sedikit dosanya.

Have a blessed Jum'at all ^^ Barokallah


Comments

Popular Posts